Minggu, 16 Januari 2011

Kenali Rektor Lebih Dekat: Triyogi Yuwono

Triyogi menjadi nama yang paling sering diperbincangkan belakangan ini. Tentu saja karena pria satu ini tak lain adalah Rektor ITS 2011-2015. Siapakah sejatinya Prof Dr Ir Triyogi Yuwono DEA yang akan menjabat selama empat tahun ke depan ini? Perubahan apa yang akan ia bawa sepanjang kepemimpinannya nanti?


Kampus ITS, ITS Online - Sebenarnya, Triyogi tak pernah bercita-cita menjadi seorang rektor. Yang ada dalam benaknya sejak masih mahasiswa adalah menjadi dosen, tidak lebih. Namun ternyata kenyataan berkata lain. Ketika lembar surat persetujuan pencalonan rektor sampai padanya, suara hatinya memanggil untuk lebih jauh mengabdi demi kampus yang telah menjadi bagian dari dirinya.

Ketika ditemui, sosoknya pun masih seperti biasa, santai, penuh semangat dan ramah pada siapa saja. Pria yang menganggap ITS sebagai Ibunya yang kedua ini telah siap untuk mengabdi. Jiwa ke ITS-annya bahkan tak perlu diragukan lagi. Baginya, ia berasal dari ITS dan untuk ITS.

Dalam pikirannya, Yogi, begitu ia akrab disapa, kini sedang dipenuhi berjuta pemikiran tentang ITS empat tahun kedepan. “Tugas saya kedepan mengantar ITS menjadi Perguruan Tinggi yang diakui Internasional sesuai dengan Renstra ITS 2017," tutur Guru Besar Teknik Mesin ini. Untuk itu, Yogi memfokuskan pada core bussines ITS, yakni Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.

Salah satu yang menjadi grand design concept-nya adalah menggalakkan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Laboratorium. Yaitu program yang ia anggap sebagai program yang wajib untuk segera direalisasikan.

“Laboratorium betul-betul harus diberdayakan. Karena menjadi tonggak ketiga aspek core bussines ITS. Di Lab. yang berkualitas, maka intelektual output-nya juga akan berkualitas,” tandas pria asal Tulungagung ini. Ia mencontohkan realisasi seperti produk penelitian, paper, dan jurnal internasional.

Lebih lanjut, peraih gelar doktor dari Institut National Polytechnique de Grenoble, Prancis ini menuturkan selama ini di ITS memang belum ada program yang menggandeng dan mengatur laboratorium secara terpusat dan menyeluruh. Kegiatan yang dilakukan oleh laboratorium kebanyakan hanya bergantung pada jurusan masing-masing.

Oleh karenanya, Yogi yang sampai saat ini menjabat sebagai Kepala Laboratorium Mesin Fluida dan Mekanika Fluida tersebut menggagas adanya program yang menyatukan semua laboratorium di ITS.

Program ini akan diatur di pusat kemudian di breakdown pada setiap jurusan, dimana program tersebut inline dengan Renstra ITS. “Ada program maka ada evaluasi, berhasil ataukah tidak. Kalau behasil kenapa, dan kalau gagal kenapa. Di sanalah nanti ada proses learning,” terang Yogi bersemangat.

Pemikirannya tentang laboratorium juga dilandasi karena kebanyakan alat-alat laboratorium ITS sudah tergolong tua. Seingat Yogi, terakhir kali ITS mengadakan pembaharuan laboratorium secara besar-besaran sudah sepuluh tahun yang lalu. Ia berharap pada masa kepemimpinannya nanti, meski secara perlahan-lahan dan bertahap, pengembangan dan pemberdayaan laboratorium bisa terlaksana.

Selain itu, dalam rangka memperkuat ITS di kancah internasional, Yogi menekankan pada uniqueness  ITS. Yaitu Kelautan, Energi dan Pemukiman. “Kedepan, segala research ITS akan diarahkan pada tiga hal tersebut,” terang Yogi.

Tingkatkan Beasiswa Ekonomi Lemah
Berbicara mengenai ITS dengan Yogi seolah tidak ada habisnya. Bertahun-tahun mengabdi  untuk ITS membuatnya lebih jeli dalam menilik apa saja yang perlu dibenahi dalam diri kampus perjuangan ini.

Tak luput dari perhatian Yogi adalah masalah penjaringan mahasiswa berprestasi dengan ekonomi lemah. Keinginan mulia Yogi kedepan adalah meningkatkan penerimaan mahasiswa berprestasi dari kalangan tidak mampu. “Kalau sejauh ini baru 2,5 persen, nantinya kalau bisa sampai 20 persen,” kata Yogi.

Tak sampai di sana, pengalaman melihat banyak teman-teman sejawatnya yang tidak bisa melanjutkan pendidikan di daerahnya, membuat pria yang genap berusia 51 tahun tepat 29 Januari mendatang ini berfikir lebih bijak. “Banyak sebenarnya yang ingin melanjutan sekolah, tapi tidak ada biaya, tapi juga tidak terlalu berprestasi,” kata Yogi. Karena itu, Yogi yang juga menjadi pelopor PMDK khusus perempuan untuk jurusan Teknik Mesin ini berencana untuk memberi kesempatan pada calon mahaiswa yang punya tekad kuat untuk kuliah.

Hal itu dilakukan dengan cara memperluas kriteria beasiswa tidak hanya untuk yang berpresatsi saja, tapi juga yang prestasinya kurang menonjol tapi dengan keinginan yang tinggi. “Yang mereka butuhkan adalah kesempatan,” ungkapnya.

Akan Libatkan Mahasiswa
Sebagai seorang dosen, Yogi dikenal sebagai sosok yang dekat dengan mahasiswa. Ia bahkan tak segan duduk bareng dengan mahasiswa dan berbicara santai tentang banyak hal. Bagi Yogi sharing dengan mahasiswa justru menjadi cara yang efektif dalam proses belajar. “Banyak ide-ide kreatif mahasiswa yang muncul justru lewat obrolan santai,” katanya bercerita.

Menjadi salah satu rencana besarnya, Yogi ingin melibatkan mahasiswa dalam merancang masa depan ITS. “Dalam bayangan saya nanti, Rektorat dan BEM akan duduk bareng membicarakan ITS kedepan,” tegasnya. Dengan begitu, menurut Yogi tidak akan ada salah paham atau saling menyalahkan dan akan terwujud keterbukaan. “Dan semua kegiatan kemahasiswaan jadi terarah satu sama lain,” tambahnya.

Perhatian Yogi pada mahaiswa tak hanya sampai di situ. Kedekatannya dengan mahasiswa menjadikan Yogi lebih care pada anak didiknya.  Salah satu bentuk perhatian Yogi adalah ia ingin menjadikan mahasiswa ITS menjadi kaum intelektual. “Mahasiswa ITS kebanyakan itu wong ndeso. Tapi jangan sampai kelihatan ndeso-nya,” kata Yogi. Caranya, menurut Kajur Teknik Mesin 1996-2003 ini adalah dengan membungkus mahasiswa dengan skill.

Bukan teori tentang skill yang dibutuhkan mahaiswa ITS, tapi langsung prkatiknya. “Mahasiswa jangan hanya diberi umpan, tapi berikan kail. Dan kail itu adalah kesempatan mencoba,” sanggah Yogi. Bapak tiga anak inipun menekankan, kegiatan kemahaiswaan kedepannya harus menyeluruh menyentuh mahasiswa. “Tidak akan ada EO (event organizer) di ITS. Semuanya dari mahasiswa, untuk mahaiswa, dan oleh mahasiswa,” katanya tegas.

Di luar semua itu, menurut pria yang sempat mendapat kritikan putrinya karena maju dalam pemilihan rektor ini, yang dibutuhkan demi mewujudkan ITS yang lebih baik adalah kebersamaan antar semua elemen di ITS. “Semua tidak akan terwujud tanpa kebersamaan dan kerjasama semua elemen,” katanya. “Bersama-sama menjunjung tinggi ITS di percaturan internasional dengan cara yang pasti,” pungkasnya mantap.(fz/bah

Baca ini juga



0 komentar:

Posting Komentar

untuk semua sobat blogger.
saya sangat menghargai commentar anda tentang artikel yang ada di blog saya,dan saya sangat berterima kasih bila anda melakukan copy paste artikel saya dengan mencantumkan sumber artikel saya pada blogger anda.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons